bipolar disorder

Apa itu bipolar disorder? Menurut dr Marga M. Maramis SpKJ, bipolar disorder, yang juga dikenal dengan istilah manik-depresi, merupakan gangguan kejiwaan akibat kelainan fungsi otak. Efeknya, mood (suasana hati/perasaan) bisa mendadak berubah drastis.
Gangguan itu ditandai adanya perubahan dua kutub (bipolar). Yakni, kutub manik dan depresi. Manik ditandai perasaan dan perilaku serba meninggi, seperti gembira, percaya diri berlebihan, bersemangat, dan banyak ide. Depresi ditandai perasaan sebaliknya.
"Semua serba menurun. Misalnya, murung, mudah sedih, tidak bergairah, tidak bertenaga, serta kehilangan minat dan kesenangan," terang spesialis kedokteran jiwa RSU dr Soetomo itu. Saking menurunnya susana hati, tidak jarang timbul putus asa, bahkan berpikir bunuh diri.
Memang, perubahan mood juga kerap dialami orang normal. Tapi, perubahan itu umumnya tidak ekstrem. Kalau digambarkan dalam grafik, kurva naik (menggambarkan manik) dan kurva turun (menggambarkan depresi) pada orang normal tidak berbeda tajam. Pada penderita bipolar disorder, naik turunnya grafik tersebut sangat mencolok.
Ditanya penyebab bipolar disorder, sekretaris Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Cabang Surabaya itu menyebut multifaktor. Secara biologis, kata dia, ganguan tersebut dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Gangguan itu bersifat predisposisi. Artinya, seseorang yang mengalami gangguan (baik genetik maupun neurotransmitter) berkecenderungan menjadi bipolar.
Kecenderungan tersebut meningkat bila ada faktor pencetus. Misalnya, stres akibat kehidupan yang menyakitkan, konsumsi obat terlarang, alkohol, juga penyakit gangguan makan seperti anorexia atau bulimia. "Tapi, ada juga yang mengalami bipolar disorder tanpa faktor pencetus. Dalam kasus ini, penyebabnya tak diketahui dengan pasti," lanjut perempuan 46 tahun itu.
Gejala bipolar disorder, lanjut Marga, bisa berbeda pada masing-masing individu. Ada yang lebih menonjol kutub maniknya. Ada juga yang dominan kutub depresinya. Pada kasus bipolar klasik, pergantian suasana hati yang ekstrem biasanya terjadi tiap enam bulan. Tapi, ada juga yang tidak termasuk bipolar klasik. Yaitu, perubahan mood bisa berlangsung lebih cepat.
-kalteng pos- Read More...